Contoh Bioteknologi Pangan – Dalam hal ini penerapan bioteknologi dapat kita temukan dalam berbagai aspek kehidupan, dan salah satu yang paling sering kita jumpai misalnya dalam produksi bahan pangan dan agroindustri.
Contents
Contoh Bioteknologi Pangan
Nah beberapa olahan makanan yang kita konsumsi selama ini ternyata memang merupakan hasil karya dari penerapan bioteknologi. Dan jika kita menelisik lebih dalam bagaimana bahan pangan itu di produksi.
Dalam hal ini kita akan menemukan peran beberapa mikroorganisme di dalamnya. Nah berikut ini pemaparan lanjut mengenai contoh bioteknologi pangan dan peran mikroorganisme yang berperan dalam proses produksinya tersebut.
Tempe
Tempe merupakan tidak benar satu umpama produk bioteknologi konvensional yang udah dikenal luas di penduduk kita. Tempe diproduksi berasal dari sistem fermentasi kedelai memanfaatkan jamur-jamur berasal dari genus Rhizoporus, apabila R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R. oryzae.
Tempe ialah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga sangat gampang dicerna oleh tubuh. Mudahnya pencernaan tempe oleh tubuh disebabkan gara-gara didalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim lipase.
Enzim protease berguna untuk mendegradasi protein jadi asam amino, sedangkan enzim lipase menguraikan lemak jadi asam lemak. Baik asam amino atau asam lemak, keduanya merupakan senyawa sederhana yang gampang diserap tubuh.
Oncom
Selain tempe, oncom juga merupakan umpama produk bioteknologi pangan yang udah diterapkan nenek moyang kita sejak lama. Oncom terbuat berasal dari ampas mengerti yang difermentasi memanfaatkan jamur Neurospora sitophila.
Jamur Neurospora sitophila menghasilkan zat warna merah dan bisa jadi pewarna alami didalam oncom. Selain itu, ia juga bisa menghasilkan enzim amilase, lipase, dan enzim protease sepanjang fermentasi. Karena produksi enzim-enzim tersebut, dinding sel berasal dari bahan yang difermentasi jadi lebih lunak dan empuk.
Roti
Dalam sistem produksi roti, tehnik fermentasi juga diterapkan untuk sebabkan adonan tepung jadi mengembang. Fermentasi biasanya dilakukan lewat penambahan ragi yang memiliki kandungan jamur Saccharomyces cerevisiae terhadap adonan. Jamur selanjutnya bakal memanfaatkan glukosa didalam tepung roti sebagai tempatnya untuk produksi karbondioksida. Karbondioksida yang terbentuk lantas terperangkap didalam roti dan sebabkan adonan roti mengembang dan bertekstur ringan.
Nata de Coco
Nata de coco adalah umpama produk bioteknologi pangan yang dihasilkan berasal dari fermentasi air kelapa. Fermentasi didalam pembuatan nata de coco biasanya dilakukan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri selanjutnya merubah glukosa dan fruktosa yang terkandung didalam air kelapa jadi polisakarida atau selulosa.
Tapai
Tapai adalah produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan berasal dari fermentasi bahan-bahan yang memiliki kandungan karbohidrat, seperti beras ketan, singkong, atau pisang.
Fermentasi didalam produksi tape biasanya dilakukan oleh Saccharoyces cerevisiae, jamur yang mirip seperti didalam produksi roti. Jamur ini melaksanakan hidrolisis karbohidrat didalam keadaan anaerob, lantas mengubahnya jadi alkohol dan karbondioksida.Rumus reaksi berasal dari sistem fermentasi tapai adalah sebagai berikut:
C6H12O6 —> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Bir
Sama seperti tapai dan roti, bir juga merupakan produk bioteknologi pangan yang memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae didalam sistem produksinya. Substrat yang difermentasi didalam produksi bir berasal berasal dari tumbuhan barley atau tumbuhan sejenis gandum. Maltosa didalam biji barley diubah jadi glukosa lantas jadi alkohol sepanjang 5-14 hari oleh jamur ini. Kandungan alkohol didalam bir biasanya berkisar antara 3-5%.
Minuman Anggur
Anggur (wine) dibuat berasal dari fermentasi sari buah anggur yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerevisiae. Produk anggur bisa dibedakan jadi sebagian jenis. Pengelompokan selanjutnya lazimnya terpengaruh oleh jenis buah anggur yang diproses, perubahan sepanjang fermentasi, dan juga lama dan cara penyimpanannya.
Faktor-faktor selanjutnya bakal memengaruhi komposisi asam dan senyawa aromatik organik yang terkandung didalam anggur. Produk bioteknologi pangan ini biasanya memiliki kandungan 10-15% alkohol.
Yoghurt
Yogurt merupakan produk olahan susu yang dibuat lewat fermentasi bakteri asam laktat. Umumnya, bakteri asam laktat yang digunakan didalam pembuatan produk bioteknologi satu ini adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, atau Streptococcus thermophilus.
Fermentasi merubah laktosa didalam susu jadi asam laktat. Kondisi asam yang tercipta sehabis fermentasi sebabkan susu mengalami pendadihan. Dadih inilah yang lantas disatuka dan ditampung jadi yogurt yang biasa kita mengkonsumsi sehari-hari.
Keju
Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk olahan susu yang diproduksi lewat penerapan bioteknologi pangan. Keju dibuat lewat fermentasi susu oleh bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.
Dalam produksi keju, bahan baku berwujud susu diubah jadi asam laktat lewat sistem pemanasan lebih-lebih dahulu supaya seluruh bakteri mati. Setelah itu, enzim renin yang diperoleh berasal dari usus hewan memamah biak ditambahkan untuk sebabkan susu menggumpal. Gumpalan susu inilah yang lantas diperas dan dipadatkan supaya membentuk keju.
Sauerkraut atau Acar
Bakteri asam laktat juga digunakan didalam produksi pengawetan sayur dan buah jadi sauerkraut atau acar. Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis, dan Lactobacillus cremoris merubah lapisan kimia didalam substrat sayur dan buah jadi asam supaya lebih awet dan miliki cita rasa yang khas.
Tauco
Tauco adalah produk bioteknologi pangan yang dibuat berasal dari fermentasi biji kedelai. Fermentasi didalam produksi tauco lewat 2 tahapan melibatkan 2 mikroorganisme yang berbeda, yaitu jamur dan bakteri.
Fermentasi langkah pertama dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus supaya berlangsung seperti terhadap pembuatan tempe. Sedangkan fermentasi langkah ke dua dilakukan oleh bakteri-bakteri yang tahan terhadap keadaan salinitas tinggi seperti Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., dan Zygosaccharomyces soyae.
Kecap
Proses produksi kecap nyaris mirip dengan sistem produksi tauco. Kecap diproduksi dengan melibatkan kerja jamur Aspergillus oryzae dan Aspergillus soyae, dan juga bakteri asam laktat. Peranan bakteri asam laktat sangan menopang didalam pembentukan aroma dan rasa khas kecap. Dalam hal ini, enzim protease juga memegan peran mutlak berasal dari kualitas kecap yang nantinya dihasilkan
Terasi
Terasi ternyata juga merupakan produk bioteknologi pangan. Ia diproduksi lewat sistem fermentasi udang atau ikan. Mikroorganisme yang terlibat di fermentasi ini, antara lain Bacillus, Lactobacillus, Pediococcus, Brevibacterium dan Corynebacterium. Fermentasi merubah udang dan ikan jadi pasta merah kecoklatan beraroma khas yang siap dicetak.
Cuka
Cuka dihasilkan berasal dari oksidasi etanol yang dilakukan bakteri Acetobacter. Etanol yang digunakan sebagai bahan baku cuka bisa diperoleh berasal dari anggur, bir, sari tebu, atau sari buah apel. Sifat cuka sangat asam supaya perlu diencerkan lebih pernah sebelum digunakan. Reaksi kimia yang berlangsung didalam sistem oksidasi pembuatan cuka adalah sebagai berikut:
C2H5OH + O2 —> CH3¬COOH + H2O + Energi
Tempe Bongkrek
Tempe bongkrek merupakan produk bioteknologi pangan yang diperoleh lewat fermentasi bungkil kelapa (limbah pengolahan minyak kelapa). Fermentasi bungkil kelapa biasanya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas cocovenenans.
Tempe bongkrek bakal berwujud racun apabila berlangsung kontaminasi oleh bakteri Burkholderia cocovenenans didalam sistem pembuatannya. Efek racun bakteri ini bakal sebabkan terganggunya sistem pernafasan, apalagi sampai sebabkan kematian. Efek inilah yang bisa jadi umpama efek bioteknologi pangan yang perlu diwaspadai.
Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Contoh Bioteknologi Pangan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.