Erupsi Gunung Berapi

Posted on

Erupsi Gunung Berapi – Erupsi gunung dalam hal ini secara umum akan mengeluarkan kabut asap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir dan debu vulkanik. Dan jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan.

Dan abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran halus sampai berukuran besar, yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga ribuan kilometer, sedangkan yang berukuran besar biasanya jatuh di sekitar sampai radius 5-7 km dari kawah “Sudaryo dan Sucipto, 2009”.

Kandungan Tanah Vulkanis

Meskipun gunung api menyimpan bahaya, namun wilayah dengan aktivitas vulkanis yang tinggi dikenal sebagai wilayah pertanian yang paling subur di dunia. Tanah vulkanis mengandung nutrisi seperti potassium dan fosfor yang  berasal dari abu letusan gunung api yang baik untuk tanaman.

Debu dan pasir vulkanij yang disebumburkan oleh erupsi gunung mulai dari berukuran halus sampai berukuran yang lebih besar. Debu dan pasir vulkanik ini merupakan salah satu batuan induk tanah yang nantinya akan melapuk menjadi bahan induk tanah dan selanjutnya akan mempengaruhi sifat dan ciri tanah yang terbentuk “Fiantis, 2006”.

Mempengaruhi sifat-sifat tanah yang yaitu sifat fisik, kimia serta biologi tanah. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui perubahan sifat tanah, khususnya sifat kimia tanah yang terjadi akibat letusan gubung Sinabung.

Dan pada tahun 1938 salah seorang Ilmuwan Belanda yakni E.C.J. Mohr mengamati bahwa wilayah dekat Gunung Merapi memiliki kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah-wilayah yang tanahnya berasal dari abu vulkanik.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengepa Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang terbilang tinggi yakni sekitar 1.100 jiwa per kilometer persegi. Dan setelah Gunung Galunggung meletus pada April 1982 selanjutnya setelah beberapa tahun, tingkat produktivitas pertanian di wilayah sekitar Tasikmalaya meningkat.

Baca Juga :  Tanah Aluvial: Pengertian, Ciri, Jenis, Manfaat, Persebaran dan Contohnya

Abu Vulkanis, Lumbung Pupuk

Dian Fiantis dari Universitas Andalas ialah pemburu abu vulkanis. Ia melihat letusan gunung berapi sebagai kesempatan yang bisa dimanfaatkan dalam mempelajari proses terbentuk bagian tanah, dimana membutuhkan waktu yang tidak sebentar hingga jutaan tahun. Beliau sudah banyak mengumpulkan abu langsung setelah gunung-gunung meletus di Sumatra dan Jawa.

Abu Vulkanis yang keluar dari gunung meletus mengandung mineral primer yang memiliki banyak unsur hara. Setelah beberapa waktu akan terjadi proses pelapukan kimia dan biologi, abu akan mengeluarkan unsur hara dan area permukaan butiran abu akan membesar.

Dan mampu menampung lebih banyak nutrient dan air. Dan selain itu, abu vulkanis tersebut memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dari atmosfer dalam jumlah besar dan menyimpannya di tanah.

Dan pada Januari 28, 2014 Gunung Sinabung meletus dan menyeburkan aliara piroklastik dan “hujan lumpur”, yang akibat letusan tersebut menyebabkan abu menutup hampir seluruh Desa Sigarang-garang yang terletak di timur laut kaki gunung.

Dan abunya mengandung unsur hara terutama kalsium, magnesium, potasium dan fosfat dalam jumlah besar. Wilayah tersebut diperkirakan menerima 250 juta ton abu yang mengandung unsur hara-setara dengan 10 juta ton pupuk.

Adapun beberapa gunung api yang aktif yang ada di Indonesia.

  • Gunung Bromo, di Jawa Timur.
  • Gunung Kerinci, di Sumatera Barat.
  • Gunung Krakatau, di Selat Sunda.
  • Gunung Lasem, di Rembang Jawa Tengah.
  • Gunung Leuser, di Nangroe Aceh Darusalam.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Erupsi Gunung Berapi dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.