Zat Aditif Pada Makanan

Posted on

Zat Aditif Pada Makanan – Zat aditif dalam hal ini sejak dulu kala sudah digunakan oleh manusia seperti halnya garam, cuka, jeruk, lada dan berbagai bahan-bahan lainnya yang selalu digunakan untuk zat penambah rasa saat memasak.

Hal tersebut sesungguhnya hanya memiliki tujuan dalam membantu memberika cita rasa pada makanan dan juga memberikan daya tarik seperti warna pada makanan sehingga akan memunculkan rasa nafsu makan yang tinggi.

Zat Aditif

Dalam hal ini semua bahan yang dicampurkan pada saat kalian memasak makanan selama proses pengolahannya, proses penyimpanannya dan proses pengepakannya bisa disebut sebagai zat aditif makanan.

Nah jika dilihat dari penggunaan bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam makanan sangat berbeda antara zaman dahulu dan zaman sekarang ini. Pada zaman dahulu manusia menggunakan bahan alami, sedangkan zaman sekarang manusia banyak menggunakan bahan sintesis yang dibuat oleh pabrik.

Dan berdasarkan dengan fungsi pada zat aditif makanan bisa dikategorikan beberapa jenis, meliputi pewarna, pengawet, pemanis, antioksidan, penyedap, pemutih, penambah gizi, perenyah dan pengisi, pengering, pemantap, pencegah buih, pengkilap dan pencegah lengket.

Dalam penggunaan zat aditif seperti halnya sintesis wajib melalui tahap pengujian di laboratorium dan mendapat pengawasan yang sangat ketat, sehingga dipakai sesuai kadar yang dibutuhkan dan yang menjadi poin penting yakni tidak memiliki dampak yang buruk bagi tingkat kesehatan manusia sebagai pengguna sekaligus pengonsumsinya.

Bahan Pewarna

Bila dibandingkan dengan yang lain, zat ditif yang sering digunakan ialah bahn pewarna. Dalam penggunaan bahan pewarna yang dilakukan di rumah, biasanya hanya digunakan untuk menambahkan dan member sedikit warna agar tampilan makanan dan juga minuman menjadi terlihat lebih menarik. Hal tersebut berfungsi untuk memunculkan dan merangsang nafsu makan.

Baca Juga :  Pendekatan Biomedis

Pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada makanan dan minuman terbagi menjadi dua yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna alami biasanya didapatkan dengan memanfaatkan tumbuhan dan juga hewan. Seperti caramel dari cokelat, warna hijau dari daun suji, warna kuning dari kunyit dan lain sebagainya.

Pewarna alami cenderung memiliki tingkat keamanan yang baik bagi tubuh manusia, namun jenis dan juga ragamnya bisa dihitung karena sangat terbatas. Dan sedangkan perwarna buatan atau pun sintesis, yang memiliki jumlah ragam dan jenis yang sangat banyak, namun pewarna buatan tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia sehingga bisa memicu perkembangan dari sel kanker.

Contoh dari pewarna buatan meliputi tartrazine untuk warna kuning, indigo untuk warna biru. Pada industry makanan dan juga minuman, gizi yang terkandung dalam perwarna sintesis tidak ada sama sekali dan menyebabkan gangguan pada kesehatan. Seringkali digunakan untuk campuran dalam pembuatan sirup, permen ataupun kue.

Bahan Pemanis

Hampir semua makanan yang kita jumpai di pasaran memiliki cita rasa yang manis. Definisi dari pemanis merupakan suatu zat yang dicampurkan pada suatu makanan dan juga minuman yang memiliki fungsi sebagai pemberi rasa yakni manis.

Seperti halnya dengan pewarna, pemanis juga dikategorikan menjadi dua yakni pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami seperti gula merah, gula pasir dan juga gula tebu. Kelebihan yang ditawarkan oleh pemanis alami yakni memiliki nilai kalori yang cukup baik dan sangat mudah dilakukan proses pencernaan dalam tubuh.

Sedangkan pemanis buatan memiliki jenis dan macam yang cukup banyak seperti halnya sakarin, aspartame, siklamat, sorbitol, asesulfam dan gliserol. Bahan-bahan pemanis ini seringkali dipakai untuk campuran pada proses pembuatan permen, es krim, saus, minuman ringan dan lain sebagainya. Kandungan kalorinya ada juga sangat rendah dan ternyata sangat sulit dalam proses pencernaannya di dalam tubuh.

Baca Juga :  Jenis Vaksin

Nah jika terjadi kelebihan jumlah kalori yang ada di dalam tubuh maka akan mengakibatkan obesitas “memiliki berat badan yang berlebihan”. Cara yang bisa kalian terapkan guna mencegah obesitas yakni dengan melakukan penggantian gula yang kalian pakai dengan kalori yang relatif tinggi dengan menggunakan pemanis buatan yang memiliki nilai kalori yang lebih rendah.

Dan pada umumnya pemanis buatan yang sangat mudah dijumpai dan digunakan ialah asesulfam dan aspartame. Namun di pasaran beberapa pemanis buatan peredarannya mulai dilarang karena terbukti memiliki sifat karsinogenik. Aspartam pertama kali ditemukan untuk digunakan sebagai bahan pemanis buatan dengan tingkat keamanan yang lebih baik.

Namun asesulfam memiliki tingkat ketahanan yang lebih baik pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan aspartame yang tidak tahan terhadap suhu yang tinggi. Aspartam memiliki tingkat kemanisan sebanyak 180 kali lipat jika dibandingkan dengan gula tebu.

Sedangkan nilai kalori yang terkandung ialah 1 banding 160 jika dibandingkan dengan gula tebu. Kekurangannya, aspartame akan mudah kehilangan kandungan rasa yang ada apabila disimpan dalam jangka waktu tertentu sehingga tidak digunakan dalam industri minuman ringan.

Bahan Pengawet

Makanan yang kita temui di pasaran kebanyakan tidak memiliki tingkat keawetan yang cukup baik, karena diakibatkan oleh bakteri dan juga jamur yang akan merubahnya menjadi makanan basi. Oleh karena itu diperlukan solusi guna membuat makanan menjadi lebih awet dan memiliki daya tahan yang cukup lama.

Proses pengawetan dilakukan hanya berdasarkan pada suatu prinsip untuk memerangi mikroorganisme-mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan, sehingga mikroorganisme bisa dicegah proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Seiring dengan berjalannya waktu dan adanya suatu perkembangan pada ilmu pengetahuan, maka bisa ditemukan bermacam-macam cara untuk melakukan pengawetan bahan makanan yakni sebagai berikut:

Baca Juga :  Vitamin Adalah

Pengeringan

Proses pengeringan dapat dilakukan melalui suatu cara yakni pada proses penjemuran ataupun pada proses pemanasan sehingga kadar air yang terkandung dalam makanan akan hilang. Misalnya pada makanan seperti dendeng dan juga ikan kering dilakukan proses pengeringan.

Pendinginan Atau Pembekuan

Proses pembekuan akan mengakibatkan kadar air yang ada menjadi membeku sehingga macam-mcam bakteri yang ada tidak bisa melakukan perkembang dan pertumbuhan. Selain itu bisa digunakan untuk menghambat suatu proses metabolisme pada suatu bakteri. Misalnya seperti halnya pada bahan makanan daging dan juga ikan beku.

Pengalengan

Proses ini melewati suatu tahap pemanasan dan selanjutnya akan dilakukan suatu proses pengemasan dengan metode yang sangat tepat yakni menutupnya dengan sangat rapat di dalam kaleng dalam keadaan sangat steril sehingga tidak ada bakteri yang akan masuk. Misalnya seperti pada berbagai macam buah-buahan yang dikalengkan dan juga susu.

Penyinaran

Sinar ultraviolet atau pun sinar gamma yang bisa digunakan untuk mematikan dan juga melakukan penghambatan terhadap pertumbuhan dan juga perkembangan suatu bakteri tanpa melalui proses perusakan pada bahan makanan itu sendiri. Misalnya seperti perlakuan pada kentang dan juga udang.

Dapat diambil kesimpulan bahwa zat aditif dalam kehidupan sehari-hari manusia di dalam suatu masyarakat pada umumnya memiliki dua dampak yakni, dampak negatif jika penggunaannya melampaui batas maksimal dan dampak positif jika digunakan sebagaimana mestinya.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Zat Aditif Pada Makanan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.