10 Komponen Penyusun Tanah

Posted on

Komponen Penyusun Tanah – Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang terbentuk melalui proses-proses alami seperti pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik. Secara umum, tanah terdiri dari campuran mineral, bahan organik, air, dan udara. Tanah memainkan peran kunci dalam mendukung kehidupan dan berfungsi sebagai media tumbuh bagi tanaman.

Tanah dianggap sebagai lapisan permukaan bumi yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman. Ini mencakup bahan mineral, organik, air, dan udara yang mendukung pertumbuhan tanaman.

Dalam hal ini tanah ialah salah satu contoh komponen abiotik yang sangat berpengaruh terhadap keadaan suatu ekosistem. Tanah menjadi media tumbuh bagi beragam jenis organisme tanah, mulai dari mikro flora, mikro fauna, makro flora dan makro fauna.

Dan sebagai media tumbuh, tanah tersusun atas beberapa bahan atau komponen. Lantas apa saja komponen penyusunan tanah itu?? Bagaimana pengaruh komposisi masing-masing komponen tersebut terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah ?? Berikut pembahasan untuk kalian pahami.

Apa saja penyusun tanah?

Tanah adalah suatu sistem kompleks yang terdiri dari berbagai komponen penyusun. Berikut adalah unsur-unsur penyusun tanah:

  • Mineral Tanah
    Pasir: Partikel besar yang memberikan drainase baik tetapi tidak menyimpan banyak air.
    Debu (Silt): Partikel menengah yang memberikan tekstur tanah yang baik.
    Liat (Clay): Partikel kecil yang menyimpan air dan nutrisi, tetapi dapat mengalami masalah drainase.
  • Bahan Organik
    Serasah: Sisa-sisa tanaman yang telah terdekomposisi.
    Akar Mati: Akar tanaman yang mati dan terurai di dalam tanah.
    Humus: Bahan organik terurai sepenuhnya yang memberikan kesuburan tanah dan meningkatkan struktur tanah.
  • Air Tanah
    Air Gravitasi (Air Tanah Tanpa Tekanan): Air yang bergerak di pori-pori tanah karena efek gravitasi.
    Air Kapiler (Air Tanah dengan Tekanan): Air yang tetap terikat pada partikel tanah dan dapat diakses oleh tanaman.
  • Udara Tanah
    Udara Tanah: Udara di dalam pori-pori tanah yang penting untuk pertukaran gas dan pernapasan tanaman serta mikroorganisme.
  • Mikroorganisme Tanah
    Bakteri: Organisme mikroskopis yang berperan dalam dekomposisi bahan organik dan siklus nutrisi tanah.
    Fungi: Organisme yang membantu dalam dekomposisi dan membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman.
    Protozoa, Nematoda, Cacing Tanah: Organisme mikroskopis hingga makroskopis yang berperan dalam siklus tanah dan perbaikan struktur tanah.
  • Bahan Kandungan Tanah (Nutrien)
    Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K): Nutrien makro yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
    Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S): Nutrien makro tambahan yang diperlukan tanaman.
    Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Zinc (Zn), Boron (B), Molybdenum (Mo): Nutrien mikro yang diperlukan dalam jumlah kecil.
  • Tekstur Tanah
    Tekstur Pasir, Liat, Debu: Menunjukkan komposisi partikel tanah yang membentuk tekstur tanah.
  • Struktur Tanah
    Agregat Tanah: Gumpalan atau agregat partikel tanah yang membentuk struktur tanah.
  • Warna Tanah
    Warna Tanah: Memberikan petunjuk tentang komposisi mineral dan keadaan kimia tanah.
  • Kapasitas Tukar Kation (CTK)
    Kapasitas Tukar Kation: Kemampuan tanah untuk menyimpan dan melepaskan ion positif seperti kalsium, magnesium, dan kalium.

Semua unsur ini bekerja bersama untuk membentuk sifat dan kualitas tanah. Pemahaman mendalam tentang komponen penyusun tanah memungkinkan pengelolaan tanah yang efektif dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.

Baca Juga :  Sumber Daya Alam : Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, Contoh, Manfaat Dan Gambarnya Lengkap

Unsur Penyusun Tanah

Tanah terdiri dari berbagai unsur penyusun yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: mineral, bahan organik, dan udara-air tanah. Berikut adalah unsur penyusun tanah dalam masing-masing kategori:

Mineral Tanah

  • Pasir: Partikel tanah berukuran besar yang memberikan drainase yang baik, tetapi tidak menyimpan banyak air dan nutrisi.
  • Debu (Silt): Partikel tanah berukuran sedang, antara pasir dan liat, yang memberikan tekstur tanah yang baik.
  • Liat (Clay): Partikel tanah berukuran kecil yang menyimpan air dan nutrisi dengan baik, tetapi cenderung memiliki drainase yang buruk.
  • Batu: Batuan yang mengalami pelapukan dan mempengaruhi sifat fisik tanah.

Bahan Organik

  • Serasah: Sisa-sisa tanaman yang terdekomposisi.
  • Akar Mati: Akar tanaman yang telah mati dan terurai.
  • Humus: Bahan organik yang telah terurai sepenuhnya dan memberikan struktur tanah yang baik serta menyediakan nutrisi bagi tanaman.

Air Tanah

  • Air Gravitasi (Air Tanah Tanpa Tekanan): Air yang bergerak di pori-pori tanah karena gravitasi. Tanaman dapat mengambilnya selama proses drainase.
  • Air Kapiler (Air Tanah dengan Tekanan): Air yang tetap terikat pada partikel tanah dan dapat diakses oleh tanaman.

Udara Tanah

  • Udara Tanah: Udara yang terjebak di antara partikel tanah. Udara tanah penting untuk pertukaran gas dan pernapasan bagi tanaman dan mikroorganisme.

Mikroorganisme Tanah

  • Bakteri: Organisme mikroskopis yang berperan dalam dekomposisi bahan organik dan siklus nutrisi tanah.
  • Fungi: Organisme yang membantu dalam dekomposisi, membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman, dan membantu penyerapan nutrisi.
  • Cacing Tanah: Organisme makroskopis yang membantu dalam pertumbukan akar dan perbaikan struktur tanah.

Bahan Kandungan Tanah (Nutrien)

  • Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K): Nutrien makro yang esensial untuk pertumbuhan tanaman.
  • Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S): Nutrien makro tambahan yang diperlukan oleh tanaman.
  • Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Zinc (Zn), Boron (B), Molybdenum (Mo): Nutrien mikro yang diperlukan dalam jumlah kecil oleh tanaman.

Tekstur Tanah

  • Tekstur Pasir, Liat, Debu: Menunjukkan komposisi relatif partikel pasir, liat, dan debu dalam tanah.

Struktur Tanah

  • Agregat Tanah: Gumpalan atau agregat partikel-partikel tanah yang membentuk struktur tanah.

Kapasitas Tukar Kation (CTK)

  • Kapasitas Tukar Kation: Kemampuan tanah untuk menyimpan dan melepaskan ion positif (kation), seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kalium (K).

Unsur-unsur ini bekerja bersama-sama dalam kompleksitas sistem tanah, dan keseimbangan yang baik antara komponen-komponen ini penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat. Pemahaman terhadap unsur-unsur penyusun tanah ini membantu dalam pengelolaan tanah yang efektif dan berkelanjutan.

Ciri-Ciri Komponen Penyusun Tanah

Tanah terdiri dari berbagai komponen yang bekerja bersama untuk membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman. Berikut adalah ciri-ciri utama dari komponen penyusun tanah:

Mineral Tanah

  • Jenis Mineral: Tanah mengandung berbagai jenis mineral, seperti pasir, lumpur, dan liat. Kandungan relatif dari mineral-mineral ini memberikan tekstur tanah yang berbeda-beda.
  • Ukuran Partikel: Mineral tanah dapat memiliki ukuran partikel yang bervariasi, seperti pasir (ukuran besar), debu (ukuran kecil), dan liat (ukuran sangat kecil).

Bahan Organik

  • Sisa-Sisa Tanaman dan Hewan: Bahan organik dalam tanah berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan yang terdekomposisi. Ini mencakup serasah, akar busuk, dan bahan organik lainnya.
  • Humus: Bahan organik yang terurai sepenuhnya disebut humus. Humus meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kemampuan menahan air, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.

Air Tanah

  • Kandungan Air: Tanah mengandung air pada pori-pori antara partikel-partikel tanah. Kandungan air tanah bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti iklim, tekstur tanah, dan kegiatan biologis.
  • Air Tanah Tanpa Tekanan: Air tanah yang dapat diakses oleh tanaman disebut air tanah tanpa tekanan atau air gravitasi. Air ini dapat diambil oleh tanaman dengan mudah.

Udara Tanah

  • Ruang Udara: Tanah memiliki pori-pori udara antara partikel-partikel tanah. Pori-pori ini penting untuk pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) di dalam tanah.
  • Tanah Terlalu Padat: Tanah yang terlalu padat atau terlalu kompak dapat mengurangi ruang udara dan menghambat pertumbuhan akar tanaman.
Baca Juga :  Proses Pembentukan Tanah

Mikroorganisme Tanah

  • Bakteri dan Fungi: Tanah dihuni oleh mikroorganisme seperti bakteri dan fungi yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, membantu siklus nutrisi, dan meningkatkan struktur tanah.
  • Organisme Tanah Lainnya: Termasuk cacing tanah, nematoda, protozoa, dan organisme mikroskopis lainnya yang berperan dalam siklus tanah dan pembentukan humus.

Bahan Kandungan Tanah (Nutrien)

  • Unsur Tanaman: Tanah menyediakan berbagai nutrien esensial untuk tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, dan mikronutrien lainnya.
  • Kapasitas Tukar Kation: Kemampuan tanah untuk menyimpan dan melepaskan kation (ion positif) berperan dalam ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

Tekstur Tanah

  • Kombinasi Partikel: Tekstur tanah ditentukan oleh kombinasi relatif partikel pasir, debu, dan liat. Tanah dapat memiliki tekstur pasir, liat, debu, atau campuran dari ketiganya.

Warna Tanah

  • Indikasi Sifat Tanah: Warna tanah dapat memberikan indikasi tentang sifat fisik dan kimia tanah. Misalnya, tanah merah mungkin mengindikasikan kandungan besi yang tinggi.

Struktur Tanah

  • Agregat Tanah: Agregat atau gumpalan partikel-partikel tanah membentuk struktur tanah. Struktur yang baik meningkatkan drainase dan aerasi tanah.
  • Sifat Lempung: Tanah liat cenderung membentuk agregat lebih besar daripada tanah pasir, memberikan struktur yang lebih padat.

Ciri-ciri ini saling berinteraksi dan mempengaruhi produktivitas dan kesehatan tanah serta pertumbuhan tanaman yang dihasilkannya. Pengelolaan tanah yang baik memperhatikan semua komponen ini untuk memastikan kondisi tanah yang optimal bagi tanaman.

Faktor Pembentuk Tanah

Tanah terbentuk melalui proses yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor alam. Faktor-faktor pembentuk tanah ini dikenal sebagai faktor soil-forming factors atau faktor-faktor genetik tanah. Berikut adalah lima faktor utama yang mempengaruhi pembentukan tanah:

Bahan Induk (Parent Material)

  • Deskripsi: Bahan induk merujuk pada bahan awal atau batuan yang mengalami pelapukan dan dekomposisi untuk membentuk tanah.
  • Pengaruh: Sifat-sifat fisik dan kimia bahan induk memengaruhi sifat-sifat tanah yang terbentuk. Misalnya, jenis batuan, ukuran partikel, dan mineral yang ada dalam bahan induk dapat memengaruhi tekstur dan komposisi mineral tanah.

Iklim

  • Deskripsi: Iklim mencakup kondisi cuaca jangka panjang di suatu daerah, seperti suhu, curah hujan, dan kelembaban.
  • Pengaruh: Iklim memainkan peran penting dalam proses-proses pelapukan dan pembentukan tanah. Iklim yang lembab dan hangat dapat mempercepat pelapukan, sementara iklim yang dingin dapat menghasilkan tanah yang lebih tua dan lebih bersifat asam.

Organisme (Living Organisms)

  • Deskripsi: Organisme hidup di dalam tanah, termasuk mikroorganisme (bakteri, fungi), tanaman, hewan, dan akar tanaman.
  • Pengaruh: Organisme hidup berkontribusi pada sirkulasi bahan organik, dekomposisi bahan organik, dan pembentukan humus. Akar tanaman dapat merusak batuan atau membantu pembentukan agregat tanah.

Topografi

  • Deskripsi: Topografi merujuk pada karakteristik permukaan tanah, seperti kemiringan, lereng, dan bentuk tanah.
  • Pengaruh: Topografi mempengaruhi aliran air, akumulasi sedimen, dan erosi tanah. Lereng yang curam dapat menyebabkan erosi, sementara adanya cekungan atau dataran rendah dapat menyimpan air dan material tanah.

Waktu (Time)

  • Deskripsi: Waktu merujuk pada durasi terjadinya proses-proses pembentukan tanah.
  • Pengaruh: Semakin lama proses pelapukan dan transformasi bahan induk terjadi, semakin berkembang tanah tersebut. Waktu juga memengaruhi perkembangan horizon-horizon tanah (lapisan-lapisan tanah) dan akumulasi bahan organik.

Faktor-faktor ini saling berinteraksi dalam membentuk tanah yang unik di setiap lokasi. Proses pembentukan tanah dapat memakan waktu ratusan hingga ribuan tahun, tergantung pada kondisi-kondisi di lingkungan setempat.

Komponen Penyusun Tanah

Tanah adalah suatu sistem yang kompleks dan terdiri dari beberapa komponen utama. Berikut adalah 10 komponen penyusun tanah:

Bahan Mineral “45%”

Bahan mineral ialah komponen penyusun tanah dengan persentase tertinggi yaitu kisaran 45%. Komponen ini terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka waktu sangat lama.

Batuan yang melapuk pada proses pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah yyang dihasilkan. Secara umum ada 3 jenis batuan yang dapat melapuk dan berubah menjadi tanah yakni batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan.

Bahan Organik “5%”

Komponen penyusun tanah yang selanjutnya ialah bahan organic. Komponen ini berasal dari proses dekomposisi materi organic yang berasal dari hewan dan tumbuhan mati. Dekomposisi yang dilakukan oleh decomposer atau detrivivor mengubah materi organik menjadi senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam tanah.

Baca Juga :  Tanah Latosol: Pengertian, Ciri, Jenis, Manfaat, Berasal Dari dan Persebarannya

Meskipun tersedia dalam persentase yang sedikit yaitu sekitar 5% senyawa-senyawa organik tersebut akan sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah, terutama sifat fisik dan kimianya. Materi organik dalam tanah yang menjadi sumber kandungan bahan organic tanah berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

  • Sumber primer ialah sumber materi organik berasal dari tanaman yang telah mati, termasuk juga yang berupa bagian dari jaringan tubuhnya, seperti akar, batang, daun dan lain sebagainya.
  • Sumber sekunder ialah sumber materi organic yang berasal dari hewan-hewan yang telah mati, termasuk juga kotoran atau bagian-bagian tubuhnya.
  • Sumber tersier ialah sumber materi organik yang berasal dari pemberian pupuk organic, baik itu berupa pupuk hijau, pupuk kandang atau pupuk kompos.

Air “25%”

Air dan udara ialah komponen penyusun tanah yang persentasenya bersifat dinamis atau dapat berubah-ubah. Air dan udara sama-sama menempati pori tanah. Jikan kandungan air tanah tinggi, maka kandungan udara tanah akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.

Keberadaan air di dalam tanah ialah akibat kemampuan tanah dalam menyerap air melalui mekanisme kohesi adhesi maupun gravitasi. Keberadaan air di dalam tanah dapat dibedakan menjadi yaitu:

  • Kapasitas lapang ialah keadaan dimana tanah cukup lembab yang ditunjukan oleh jumlah air maksimal yang bisa ditahan tanah akibat adanya gaya tarik gravitasi.
  • Titik layu permanen ialah keadaan di mana akar-akar tanaman mulai tidak sanggup menyerap air tanah karena kandungannya yang sangat sedikit. Karena tanah mencapai titik layu permanen, tanaman biasanya akan mulai layu.
  • Air tersedia ialah selisih kadar air kapasitas lapang dengan kadar air titik layu permanen.

Udara “25%”

Kandungan udara di dalam tanah memungkinkan mikroorganisme tanah dapat hidup dan melakukan metabolisme. Komponen penyusun tanah satu ini menempati sekitar 25% dari volume keseluruhan tanah.

Sifat keberadaan udara dalam tanah yang dinamis memungkinkan ia dapat terdorong keluar tanah saat kandungan air tanah meningkat.

Mikroorganisme Tanah

Termasuk bakteri, fungi, cacing tanah, nematoda, dan organisme mikroskopis lainnya. Mikroorganisme ini memainkan peran penting dalam dekomposisi bahan organik, siklus nutrisi, dan struktur tanah.

Bahan Kandungan Tanah (Nutrien)

Meliputi unsur-unsur nutrisi seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, dan mikronutrien. Tanah menyediakan nutrisi esensial bagi pertumbuhan tanaman.

Tekstur Tanah

Ditentukan oleh kombinasi relatif partikel pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah mempengaruhi sifat fisik, air, dan udara di dalam tanah.

Warna Tanah

Warna tanah dapat memberikan petunjuk tentang kandungan mineral atau bahan organik serta kondisi kimia tanah. Misalnya, tanah merah dapat menunjukkan kandungan besi yang tinggi.

Struktur Tanah

Merujuk pada cara partikel-partikel tanah saling berikatan membentuk gumpalan atau agregat. Struktur tanah yang baik meningkatkan drainase dan pertukaran gas di dalam tanah.

Kapasitas Tukar Kation (CTK)

Merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan dan melepaskan kation (ion positif) seperti kalsium, magnesium, dan kalium. CTK berhubungan dengan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

Semua komponen ini berinteraksi dalam sistem tanah yang kompleks, dan kondisi yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bergantung pada keseimbangan dan keberadaan komponen-komponen ini. Pengelolaan tanah yang baik melibatkan pemahaman mendalam tentang interaksi antar komponen tersebut.

Kesimpulan

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang terbentuk melalui proses-proses alamiah seperti pelapukan batuan, dekomposisi organisme hidup, dan akumulasi bahan organik. Tanah terdiri dari campuran mineral, bahan organik, air, dan udara, membentuk suatu medium yang mendukung kehidupan tumbuhan dan berbagai mikroorganisme. Tanah juga memainkan peran penting dalam siklus air, siklus nutrisi, dan ekosistem secara keseluruhan.

Komponen penyusun tanah merujuk pada elemen atau bahan yang membentuk struktur dan karakteristik tanah. Komponen-komponen ini terdiri dari berbagai unsur yang bekerja bersama untuk membentuk suatu sistem tanah yang kompleks.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Komponen Penyusun Tanah dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.