Fungsi Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

Posted on

Fungsi Kandung Kemih (Vesika Urinaria) – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai apa sih Kandung Kemih (Vesika Urinaria) itu ?? dalam pembahasan ini meliputi pengertian kandung kemih, fungsi kandung kemih, struktur kandung kemih, bagian kandung kemih, gejala kandung kemih, penyebab kandung kemih dan cara mengobatinya. Nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

Kandung kemih (Vesika Urinaria) merupakan salah satu organ dalam sistem eksresi manusia (urin) yang berfungsi untuk menampung urin sementara sebelum dibuang melalui proses buang air kecil. Kandung kemih merupakan organ berbentuk seperti kantong yang disusun oleh otot yang saling beranyaman.

Organ ini terletak di rongga pelvis, dibelakang pubis, normalnya kandung kemih menyimpan sekitar 500 ml urin. Dalam keadaan kosong vesika urinaria berbentuk oval seperti buah pir dan lokasinya terletak di dalam rongga perlvis. Ketika berisi urin, maka dinding atas dari vesika urinaria ini akan masuk ke daerah abdomen.

Fungsi Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

Adapun fungsi kandung kemih (vasika urinaria) yang diantaranya yaitu:

  • Fungsi utama dari kandung kemih ialah untuk menyimpan urin sebelum dikeluarkan melalui proses buang air kecil. Biasanya kandung kemih hanya menyimpan sekitar 500 ml urin, tetapi kapasitas maksimal yang dapat disimpannya jauh lebih besar.
  • Memberikan sinyal kepada tubuh apabila urin yang ditampung sudah cukup banyak sehingga dapat dikeluarkan.
  • Membantu proses buang air kecil dengan mengkontrasikan otot-otot detrusornya.
Baca Juga :  Bagian Tuba Fallopi

Struktur Dan Bagian-Bagian Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

Bagian utama dari kantung kemih ialah otot detrusor yang terdiri dari otot spiral, longitudinal dan sirkular. Ketika hendak mengeluarkan urin, maka otot ini akan melakukan kontraksi dengan mengirimkan sinyal parasimpatik. Lapisan dari vesika urinari dari luar ke dalam adalah lapisan seroa “peritoneum parietal”, lapisan subserosa “fascia endopelvina”, lapisan otot “M. Detrussor”, lapisan submukosa dan lapisan mukosa.

Bagian puncak “apex” dari kandung kemih menghadap ke bagian simpisis pubis, sedangkan bagian dasarnya berhadapan dengan rektum pada pria dan vagina pada wanita. Bagian leher terdapat pada sisi bawah dimana vesika urinaria tampak menyempit ke arah uretra.

Bagian tubuh atau badan merupakan bagian terbesar pada kandung kemih. Pada kandung kemih terdapat bagian yang disebut Trigone yaitu suatu wilayah yang membentuk struktur seperti segitiga pada dinding belakang kandung kemih. Trigone ini disusun oleh dua orifisia uretra “bukan uretra tempat masuknya kateter” dan interial uretral orifisia “bagian awal uretra”.

Bagian leher kandung kemih disusun oleh otot detrusor yang membentuk uretral sphincter internal. Sphincter ini akan menutup saat proses ejakulasi untuk mencegah masuknya semen ke dalam kandung kemih. Sphincter ini dikontrol secara tidak sadar, juga terdapat sphincter uretral externa yang berfungsi untuk menahan urin sementara, spinchter ini dapat dikontrol secara sadar (voluntary).

Gejala Infeksi Kandung Kemih

Gejala infeksi kandung kemih antara orang dewasa dan anak-anak akan sedikit berbeda. Gejala infeksi kandung kemih pada orang dewasa adalah:

  • Rasa nyeri, terbakar atau menyengat saat buang air kecil.
  • Tubuh demam atau terasa lemah.
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil, tapi hanya sedikit urine yang keluar.
  • Terdapat darah di dalam urine atau hematuria.
  • Urine akan berwarna lebih pekat, gelap dan beraroma kuat.
  • Munculnya rasa nyeri di perut atau punggung bagian bawah.
Baca Juga :  Struktur Komprehensif Lidah Manusia: Anatomi, Fungsi, Dan Peran Pentingnya

Sedangkan pada anak-anak salah satu gejala yang menandakan mereka mengalami infeksi kandung kemih adalah mengompol secara tidak disengaja di siang hari. Selain itu beberapa gejala infeksi kandung kemih lainnya yang mungkin terjadi pada anak ialah:

  • Merasa lemas atau lelah.
  • Mudah marah.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Muntah.
  • Kesakitan saat buang air kecil.

Penyebab Infeksi Kandung Kemih

Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh bakteri dari luar yang masuk ke dalam saluran kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak. Bakteri bisa masuk dan berkembang biak di kandung kemih jika seseorang masih menyisakan urine dalam kandung kemih setiap buang air kecil.

Tersisanya urine pada kandung kemih bisa disebabkan oleh saluran kemih yang terhambat, misalnya akibat tumor atau pembesaran prostat pada pria. Kehamilan juga bisa memberikan tekanan pada rongga panggul dan kandung kemih.

Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh bakteri E. coli, selain E. coli bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi kandung kemih ialah:

  • Staphylococcus dari kulit.
  • Proteus dan Klebsiella, Enterococcus dari saluran cerna.
  • Jamur “biasanya Candida”.

Infeksi kandung kemih akibat bakteri lebih mumum terjadi pada wanita, hal ini disebabkan karena posisi uretra wanita yang lebih berdekatan dengan anus sehingga bakteri dari anus lebih mudah berpindah ke uretra.

Selain karena posisi uretra dan anus yang berdekatan, perpindahan bakteri pada wanita bisa terjadi ketika:

  • Memasukkan pembalut jenis tampon.
  • Berbubungan seksual.
  • Memakai kontrasepsi diafragma.
  • Menyeka area anus dengan tisu dari arah belakang ke depan setelah buang air besar. Risiko ini dapat dihindari dengan menyeka ke arah berlawanan “dari depan ke belakang”.
  • Memasuki masa menopause, pada masa ini wanita hanya memproduksi sedikit cairan vagina dan akibatnya bakteri lebih mudah berkembang biak.
Baca Juga :  4 Fungsi Alveolus

Infeksi kandung kemih bisa pula dipicu oleh cedera yang terjadi di bagian tersebut, misalnya akibat:

  • Gangguan ginjal atau organ lainnya pada saluran kemih seperti infeksi dan peradangan pada ginjal atau kelenjar prostat.
  • Berhubungan seks.
  • Bahan-bahan kimiawi seperti sabun atau bubuk talek yang mengandung parfum.
  • Diabetes.
  • Pemasangan kateter.

Pengobatan Infeksi Kandung Kemih

Untuk infeksi kandung kemih ringan, dokter mungkin tidak akan memberikan antibiotik untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri yaitu suatu kondisi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik karena sudah menyesuaikan diri. Resistensi bakteri akan berdampak pada berkurangnya keefektifan pengobatan di masa yang akan datang.

Biasanya gejala infeksi kandung kemih ringan akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus. Untuk membantu proses penyembuhan, lakukanlah beberapa hal dibawah ini:

  • Menghindari berhubungan seksial untuk sementara waktu karena bisa membuat infeksi yang terjadi bertambah parah.
  • Menghindari konsumsi minuman keras.
  • Mengonsumsi sodium bikarbonat atau potasium sitrat, pada beberapa orang hal ini bisa membantu meredakan rasa sakit saat buang air kecil.
  • Mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen.

Untuk mengatasi infeksi kandung kemih kambuhan atau parah, dapat diberikan pengobatan antibiotik sesuai anjuran dokter. Setelah mengonsumsi antibiotik, biasanya gejala-gejala infeksi kandung kemih akan segera membaik. Namun jika antibiotik tidak efektif dalam mengatasi kondisi ini, temui dokter kembali.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Fungsi Kandung Kemih (Vesika Urinaria) dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.