33 Contoh Pelapukan Fisika

Posted on

Contoh Pelapukan Fisika – Pelapukan fisika atau pelapukan mekanik ialah jenis pelapukan batuan yang terjadi akibat pengaruh faktor-faktor fisik seperti suhu, tekanan dan kristalisasi air garam. Pelapukan fisika akan mengubah batuan dari segi fisik dan ukurannya secara bertahap.

Pelapukan fisika tidak mudah kita temukan di Indonesia. Jenis pelapukan ini hanya bisa ditemukan di daerah-daerah yang memiliki kondisi iklim yang ekstrim, misalnya daerah gurun, daerah subtropis, pesisir pantai dan daerah dengan topografi curam.

Dalam hal ini pelapukan fisika atau pelapukan mekanis merupakan salah satu dari 3 jenis pelapukan yang mengambil peranan penting dalam sebuah proses pembentukan tanah di permukaan bumi.

Jenis pelapukan ini terjadi akibat pengaruh berbagai kondisi eksternal batuan. Suhu udara dan topografi batuan menjadi faktor utama dalam mendukung terjadinya proses pelapukan ini.

Nah berikut akan kami paparkan tentang pengertian pelapukan fisika, proses pelapukan fisika dan contoh pelapukan fisika yang bisa dibuktikan keberadaannya di lingkungan sekitar kita.

Pengertian Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika adalah proses perubahan fisik yang terjadi pada batuan atau mineral tanpa melibatkan perubahan komposisi kimia. Proses ini terjadi melalui gaya-gaya fisik atau mekanis yang bekerja pada batuan, menyebabkan pemecahan dan perubahan struktur fisiknya. Pelapukan fisika berperan dalam membentuk bentuk permukaan bumi yang beragam dan dapat disebut juga sebagai pelapukan mekanis atau disintegrasi mekanis.

Beberapa mekanisme pelapukan fisika melibatkan gaya-gaya berikut:

  • Pembekuan dan Pemuaian (Frost Wedging):
    Ketika air yang meresap ke dalam celah-celah batuan membeku menjadi es, volumenya meningkat dan menciptakan tekanan yang dapat menyebabkan pelebaran dan pemecahan batuan. Proses ini sering terjadi di daerah yang mengalami pergantian siklus beku-cair.
  • Tekanan Akar (Root Wedging):
    Akar tumbuhan yang tumbuh di celah-celah batuan dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan mekanisme penggembungan yang dapat merusak batuan. Akar-akar yang tumbuh dapat memperlebar celah-celah tersebut seiring waktu.
  • Panas dan Pemuaian (Thermal Expansion):
    Perubahan suhu yang ekstrem, seperti perbedaan suhu harian yang signifikan, dapat menyebabkan perubahan dimensi batuan. Pemanasan dan pendinginan berulang dapat menciptakan tekanan yang dapat mengakibatkan retakan dan pelapukan.
  • Tekanan Gaya Gravitasi:
    Gaya gravitasi yang bekerja pada batuan yang terletak di lereng dapat menyebabkan retakan dan pemecahan batuan. Proses ini disebut juga pelapukan gravitasi.
  • Tumbukan dan Gesekan (Abrasion):
    Partikel-partikel yang terbawa oleh air, angin, atau glasial dapat bertindak seperti alat penggiling yang menyebabkan abrasi atau pemecahan batuan. Proses ini dapat menyebabkan pelemparan batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
  • Tekanan Pada Celah-Celah (Pressure Release):
    Ketika batuan yang terbentuk di kedalaman mengalami erosi atau pengangkatan, tekanan yang lebih rendah di permukaan dapat menyebabkan pelepasan tekanan pada batuan. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan retakan atau celah pada batuan.
  • Reaktivasi Retakan (Jointing):
    Retakan yang terbentuk selama pembentukan batuan kemudian dapat diperluas atau direaktivasi oleh gaya-gaya eksternal, seperti perubahan tekanan atau perubahan suhu.
  • Gaya Ombak (Wave Action):
    Pantai yang terpapar oleh ombak dapat mengalami pelapukan fisika karena energi ombak dapat menyebabkan abrasi dan pelemparan partikel-partikel batuan.

Pelapukan fisika sering bekerja bersama dengan pelapukan kimia untuk membentuk bentuk permukaan bumi yang unik dan kompleks. Perbedaan tekanan, suhu, dan aktivitas organisme hidup dapat berkontribusi pada proses pelapukan fisika di berbagai lingkungan.

Ciri Ciri Pelapukan Fisika

Ciri-ciri pelapukan fisika mencakup perubahan fisik pada batuan atau mineral tanpa melibatkan perubahan komposisi kimia. Berikut adalah beberapa ciri-ciri pelapukan fisika:

  • Pemecahan Mekanis:
    Pelapukan fisika terjadi melalui proses pemecahan mekanis batuan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil tanpa adanya perubahan dalam komposisi kimia.
  • Tidak Ada Perubahan Komposisi Mineral:
    Terjadi perubahan fisik, namun tidak terjadi perubahan dalam jenis atau komposisi mineral yang membentuk batuan. Mineral-mineral tetap sama, hanya terjadi pemecahan dan pelepasan butiran-butiran batuan.
  • Tidak Ada Reaksi Kimia:
    Tidak ada reaksi kimia yang terjadi dalam pelapukan fisika. Gaya-gaya mekanis seperti tekanan, tumbukan, atau perubahan suhu yang menyebabkan perubahan fisik batuan.
  • Terbentuknya Pecahan-Pecahan dan Retakan:
    Proses pelapukan fisika sering menghasilkan pecahan-pecahan atau retakan pada batuan. Pemisahan ini dapat terjadi sepanjang retakan yang sudah ada atau membentuk yang baru.
  • Pengaruh Faktor Fisik seperti Suhu dan Tekanan:
    Pelapukan fisika dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik seperti perubahan suhu yang ekstrem, tekanan yang berfluktuasi, atau perubahan tekanan atmosfer.
  • Pengaruh Aktivitas Vegetasi:
    Akar tumbuhan yang tumbuh di celah-celah batuan dapat menyebabkan perpecahan dan pelebaran celah-celah tersebut. Proses ini dikenal sebagai root wedging atau tekanan akar.
  • Gaya Ombak dan Abrasi:
    Gaya ombak di pantai dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan, membentuk batuan menjadi butiran-butiran kecil atau berbentuk kerikil.
  • Efek Pembekuan dan Pemuaian:
    Pembekuan dan pemuaian air di dalam celah-celah batuan dapat menyebabkan pemecahan dan pelebaran celah-celah tersebut. Proses ini sering terjadi di daerah dengan suhu yang bervariasi atau di daerah pegunungan.
  • Gaya Gravitasi:
    Gaya gravitasi yang bekerja pada batuan yang berada di lereng dapat menyebabkan pergerakan batuan ke bawah dan pemecahan yang disebut pelapukan gravitasi.
  • Pemecahan Batuan oleh Pohon:
    Akar-akar pohon dapat tumbuh di celah-celah batuan, mengakibatkan tekanan dan pembentukan retakan pada batuan.
  • Pemisahan Tektonik:
    Gerakan lempeng tektonik dan tekanan tektonik dapat menyebabkan retakan dan pemecahan batuan di kerak bumi.
  • Pembentukan Bentuk Karst:
    Pelapukan fisika dapat berkontribusi pada pembentukan bentuk karst, seperti gua dan lapangan karst, melalui proses pemecahan dan perubahan struktur batuan kapur.
Baca Juga :  7 Simbol Bahan Kimia Berbahaya

Ciri-ciri ini mencerminkan sifat-sifat pelapukan fisika yang lebih fokus pada perubahan fisik dan struktural batuan, tanpa terlibatnya reaksi kimia yang signifikan. Proses ini merupakan bagian penting dari pembentukan bentuk permukaan bumi dan dapat terjadi dalam berbagai konteks geologis dan iklimatis.

Contoh Pelapukan Fisika

Berikut adalah contoh pelapukan fisika yang dapat terjadi pada batuan atau mineral:

 

  • Pecahan Batuan:
    Batuan mengalami pemecahan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil tanpa adanya perubahan komposisi kimia.
  • Retakan Batuan:
    Pembentukan celah-celah atau retakan pada batuan akibat tekanan atau gaya fisik lainnya.
  • Abras i (Ab rasi):
    Pemecahan batuan oleh gesekan partikel-partikel lain yang terbawa oleh air, angin, atau gletser.
  • Root Wedging (Tekanan Akar):
    Tekanan dari akar tumbuhan yang tumbuh di celah-celah batuan menyebabkan pemecahan dan pelebaran celah-celah tersebut.
  • Expansion and Contraction (Pembesaran dan Penyusutan):
    Perubahan suhu yang ekstrem dapat menyebabkan pembesaran dan penyusutan batuan, yang dapat mengakibatkan retakan dan pecahan.
  • Frost Wedging (Pembekuan dan Pemuaian):
    Air yang meresap ke dalam celah-celah batuan membeku dan memuaikan, menciptakan tekanan yang menyebabkan pelebaran celah-celah.
  • Exfoliation (Pemecahan Lapisan):
    Pembentukan lapisan yang terkelupas pada batuan akibat tekanan yang berkurang, terutama pada batuan yang terangkat ke permukaan.
  • Salt Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal Garam):
    Kristalisasi garam yang meresap ke dalam celah-celah batuan dapat menyebabkan pelebaran celah-celah tersebut.
  • Pressure Release (Pelepasan Tekanan):
    Pemecahan batuan akibat pelepasan tekanan yang terjadi saat batuan yang semula tertekan naik ke permukaan.
  • Unloading (Pembebanan):
    Penghilangan lapisan batuan yang menutupi batuan di bawahnya dapat menyebabkan pembebanan yang berkurang dan pembesaran batuan.
  • Erosion (Erosi):
    Pengikisan permukaan batuan oleh angin, air, atau gletser.
  • Thermal Expansion and Contraction (Pembesaran dan Penyusutan Termal):
    Perubahan suhu yang berulang dapat menyebabkan perubahan dimensi batuan, mengakibatkan retakan dan pemecahan.
  • Wave Action (Aksi Gelombang):
    Gelombang laut dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan di pantai.
  • Abrasion by Windblown Sand (Abras i oleh Pasir yang Dibawa Angin):
    Partikel-partikel pasir yang terbawa oleh angin dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan.
  • Tectonic Activity (Aktivitas Tektonik):
    Gerakan lempeng tektonik dan tekanan tektonik dapat menyebabkan retakan dan pemecahan batuan di kerak bumi.
  • Glacial Abrasion (Abras i oleh Gletser):
    Gletser dapat membawa bebatuan dan partikel-partikel lain yang menyebabkan abrasi pada batuan.
  • Wind Erosion (Erosi Angin):
    Angin yang membawa debu dan pasir dapat menyebabkan erosi dan pemecahan batuan.
  • Sea Ice Wedging (Pengaruh Es Laut):
    Air yang meresap ke dalam celah-celah batuan membeku dan memuaikan di bawah pengaruh es laut.
  • Thermal Stress (Stres Termal):
    Stres yang diakibatkan oleh perubahan suhu dapat menyebabkan perubahan fisik pada batuan.
  • Collapse of Underground Caves (Runtuhnya Gua Bawah Tanah):
    Runtuhnya gua bawah tanah akibat pelapukan fisika pada batuan karst.
  • Faulting (Pecahan Akibat Sesar):
    Pemecahan batuan akibat aktivitas sesar dan patahan di kerak bumi.
  • Impact Fractures (Pecahan Akibat Tumbukan):
    Pemecahan batuan akibat tumbukan dari objek luar angkasa.
  • Cracking Due to Fire (Pemecahan Akibat Kebakaran):
    Pemanasan dan pendinginan yang cepat akibat kebakaran dapat menyebabkan pemecahan batuan.
  • Disintegration of Rock by Wind (Disintegrasi Batuan oleh Angin):
    Angin yang bertiup dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan disintegrasi pada batuan.
  • Formation of Tors (Pembentukan Tors):
    Pembentukan batuan granit yang terkelupas dan tererosi di daerah pegunungan.
  • Breakage Due to Construction (Pemecahan Akibat Konstruksi):
    Aktivitas konstruksi seperti peledakan atau pengeboran dapat menyebabkan pemecahan batuan.
  • Abrasion by River Sediments (Abras i oleh Sedimen Sungai):
    Sedimen yang terbawa oleh sungai dapat menyebabkan abrasi pada batuan di dasar sungai.
  • Tidal Action (Aksi Pasang Surut):
    Pasang surut laut dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan di daerah pantai.
  • Breaking Due to Freezing in Cracks (Pemecahan Akibat Pembekuan dalam Retakan):
    Pembekuan air yang masuk ke dalam retakan dapat menyebabkan pemecahan batuan.
  • Collapse of Rock Columns (Runtuhnya Kolom Batuan):
    Kolom-kolom batuan yang terbentuk dapat runtuh akibat pelapukan fisika.
  • Granite Monuments (Pelapukan Monumen Granit):
    Monumen-monumen granit dapat mengalami pelapukan fisika akibat pengaruh cuaca dan lingkungan.
  • Pounding by Sea Ice (Pemukulan oleh Es Laut):
    Batuan yang terpapar oleh aksi es laut dapat mengalami pemukulan dan pemecahan.
  • Cracking Due to Earthquakes (Pemecahan Akibat Gempa Bumi):
    Gempa bumi dapat menyebabkan retakan dan pemecahan batuan di kerak bumi.
Baca Juga :  Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbaharui : Pengertian, Contoh Dan Gambarnya

Contoh-contoh ini mencerminkan berbagai mekanisme pelapukan fisika yang dapat terjadi di berbagai lingkungan dan kondisi geologis. Pelapukan fisika memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik morfologi permukaan bumi.

Faktor Yang Mempengaruhi Pelapukan Fisika

Beberapa faktor mempengaruhi proses pelapukan fisika pada batuan atau mineral. Faktor-faktor ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi geografis, iklim, dan jenis batuan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pelapukan fisika:

  • Kondisi Iklim:
    Suhu yang ekstrem, perubahan suhu yang cepat, dan tingkat kelembaban yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat pelapukan fisika. Daerah dengan perubahan suhu harian yang signifikan atau musim dingin yang sangat dingin seringkali mengalami pelapukan fisika yang disebabkan oleh pembekuan dan pemuaian air.
  • Tekanan Atmosfer:
    Tekanan atmosfer dapat mempengaruhi pelapukan fisika, terutama pada batuan yang terangkat ke permukaan. Saat batuan yang semula terkubur di dalam bumi naik ke permukaan, tekanan yang berkurang dapat menyebabkan pelapukan.
  • Komposisi Batuan:
    Jenis batuan dan mineral yang membentuk batuan memiliki dampak signifikan pada pelapukan fisika. Batuan yang memiliki sifat-sifat mekanik yang berbeda seperti kekerasan dan ketahanan terhadap perubahan suhu akan mengalami pelapukan fisika dengan cara yang berbeda.
  • Kandungan Air:
    Kandungan air dalam batuan dapat mempengaruhi pelapukan fisika. Air yang meresap ke dalam celah-celah batuan dan kemudian membeku dapat menyebabkan pembengkakan dan pemecahan batuan.
  • Vegetasi:
    Aktivitas tumbuhan dan akar-akar dapat menyebabkan pelapukan fisika. Tekanan akar yang tumbuh di celah-celah batuan atau retakan dapat menyebabkan pelebaran celah-celah dan pemecahan batuan.
  • Gaya Gravitasi:
    Gaya gravitasi yang bekerja pada batuan di lereng dapat menyebabkan pelapukan fisika, terutama pada batuan yang cenderung longsor atau amblas.
  • Faktor Tektonik:
    Tektonik lempeng dan aktivitas tektonik lainnya dapat menciptakan tekanan dan stres pada batuan, menyebabkan retakan dan pelapukan fisika.
  • Aktivitas Biologis:
    Aktivitas biologis seperti penggalian hewan, pembusukan akar, dan pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebabkan pelapukan fisika.
  • Pengaruh Gletser:
    Aksi gletser dapat menyebabkan pelapukan fisika melalui proses seperti abrasi dan pemecahan akibat pembekuan dan pemuaian air.
  • Aktivitas Manusia:
    Aktivitas manusia, termasuk pengeboran, peledakan, atau perubahan penggunaan lahan, dapat memicu pelapukan fisika pada batuan.
  • Tekanan Hidrostatik:
    Tekanan air dalam celah-celah batuan atau di bawah permukaan tanah dapat mempengaruhi pelapukan fisika.
  • Kegiatan Tanah:
    Pengerjaan tanah atau aktivitas pertanian yang melibatkan pengolahan tanah dapat mempengaruhi pelapukan fisika.
  • Paparan Udara dan Angin:
    Paparan terus-menerus terhadap angin dan udara dapat menyebabkan pelapukan fisika akibat abrasi dan perubahan suhu.
Baca Juga :  33 Contoh Pelapukan Kimia

Faktor-faktor ini dapat saling berinteraksi dan memengaruhi tingkat pelapukan fisika di suatu daerah. Proses ini terjadi secara alami seiring waktu dan memainkan peran penting dalam pembentukan ciri-ciri morfologi permukaan bumi.

Penyebab Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor fisik dan mekanis yang memengaruhi batuan atau mineral. Berikut adalah beberapa penyebab pelapukan fisika:

  • Pembekuan dan Pemuaian (Frost Wedging):
    Ketika air yang meresap ke dalam celah-celah batuan membeku menjadi es, volumenya meningkat dan menciptakan tekanan yang menyebabkan pelebaran celah-celah dan pemecahan batuan.
  • Tekanan Akar (Root Wedging):
    Akar tumbuhan yang tumbuh di celah-celah batuan dapat menyebabkan tekanan dan pemecahan batuan karena akar tersebut berkembang.
  • Abrasi:
    Pemecahan batuan oleh gesekan partikel-partikel yang terbawa oleh air, angin, atau gletser. Ini dapat terjadi pada permukaan batuan yang terpapar erosi.
  • Pembesaran dan Penyusutan Termal:
    Perubahan suhu yang berulang dapat menyebabkan pembesaran dan penyusutan batuan, yang dapat mengakibatkan retakan dan pemecahan.
  • Pertumbuhan Kristal Garam:
    Kristalisasi garam yang meresap ke dalam celah-celah batuan dapat menyebabkan pelebaran celah-celah tersebut.
  • Pelepasan Tekanan (Pressure Release):
    Pemecahan batuan akibat pelepasan tekanan yang terjadi saat batuan yang semula tertekan naik ke permukaan.
  • Unloading (Pembebanan):
    Penghilangan lapisan batuan yang menutupi batuan di bawahnya dapat menyebabkan pembebanan yang berkurang dan pembesaran batuan.
  • Pemukulan oleh Es Laut:
    Batuan yang terpapar oleh aksi es laut dapat mengalami pemukulan dan pemecahan.
  • Aksi Angin:
    Angin yang membawa partikel-partikel pasir atau kerikil dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan.
  • Aktivitas Gletser:
    Gerakan gletser dan es yang membawa bebatuan dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan di jalur pergerakan gletser.
  • Pemecahan oleh Akumulasi Sedimen:
    Akumulasi sedimen yang menumpuk di atas batuan dapat menyebabkan pemecahan di bawah tekanan akumulasi tersebut.
  • Pengaruh Tanaman dan Akar:
    Akar-akar tumbuhan yang tumbuh di celah-celah batuan dapat menyebabkan pemecahan dan perlebaran celah-celah tersebut.
  • Aksi Gelombang:
    Gelombang laut dapat menyebabkan abrasi dan pemecahan batuan di daerah pantai.
  • Pemecahan oleh Angin:
    Angin yang membawa partikel-partikel halus dapat menyebabkan disintegrasi dan pemecahan batuan.
  • Paparan Terus-menerus Terhadap Cuaca:
    Paparan batuan terus-menerus terhadap kondisi cuaca yang ekstrem dapat menyebabkan pemecahan dan dekomposisi batuan.
  • Pemecahan oleh TeKtonik:
    Aktivitas tektonik seperti gerakan lempeng dan tekanan tektonik dapat menyebabkan retakan dan pemecahan batuan.
  • Pemecahan oleh Gempa Bumi:
    Gempa bumi dapat menyebabkan pemecahan dan pergeseran batuan di dalam kerak bumi.
  • Pemecahan oleh Pengeboran dan Peledakan:
    Aktivitas manusia seperti pengeboran atau peledakan dapat menyebabkan pemecahan batuan di sekitar lokasi tersebut.
  • Pemecahan oleh Aktivitas Konstruksi:
    Proses konstruksi seperti penggalian dan pembangunan dapat memicu pemecahan batuan.
  • Pemecahan oleh Pelepasan Awan Panas:
    Pelepasan awan panas selama letusan gunung berapi dapat menyebabkan pemecahan batuan di sekitar daerah tersebut.

Semua faktor ini dapat berinteraksi dan memainkan peran dalam proses pelapukan fisika yang terjadi di berbagai lingkungan geologis.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, pelapukan fisika merupakan proses perubahan fisik pada batuan atau mineral tanpa melibatkan perubahan komposisi kimia. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pelapukan fisika meliputi pembekuan dan pemuaian (frost wedging), tekanan akar (root wedging), abras i, pertumbuhan kristal garam, dan berbagai proses mekanis lainnya.

Proses pelapukan fisika menciptakan berbagai fitur morfologi permukaan bumi seperti pecahan batuan, retakan, dan batuan yang terkelupas. Selain itu, aktivitas organisme hidup, kondisi iklim, dan tekanan tektonik juga memainkan peran dalam mempengaruhi tingkat dan jenis pelapukan fisika yang terjadi di suatu daerah.

Penting untuk diingat bahwa pelapukan fisika seringkali bekerja bersama dengan pelapukan kimia dan biologis untuk membentuk lingkungan geologi yang beragam dan kompleks. Proses ini memiliki dampak yang signifikan dalam pembentukan dan evolusi bentuk permukaan bumi, memainkan peran penting dalam pembentukan pegunungan, lembah, dan karakteristik geologi lainnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang mekanisme pelapukan fisika menjadi penting dalam studi geologi dan ilmu bumi secara umum.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Contoh Pelapukan Fisika dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.