30 Fungsi Neuroglia: Pengertian, Struktur dan Jenisnya

Posted on

Fungsi Neuroglia – Sel Glia “Neuroglia” ialah sel yang berfungsi sebagai pendukung kerja sel saraf. Mereka membantu sel saraf agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sel ini dapat ditemukan pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Diperkirakan di dalam otak kita, jumlah sel glia ialah setengah jumlah sel saraf “neuron”.

Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Neuroglia yang dimana dalam hal ini meliputi Pengertian Neuroglia, Struktur Neuroglia, Fungsi Neuroglia dan Jenis Neuroglia, agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Sel Glia “Neuroglia”

Neuroglia, juga dikenal sebagai sel glia atau sel saraf pendukung, adalah sel-sel non-neuron yang membentuk jaringan pendukung sistem saraf. Secara keseluruhan, sistem saraf terdiri dari dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel glia).

Fungsi utama neuroglia adalah menyokong, melindungi, dan memberikan dukungan struktural kepada neuron dalam sistem saraf. Meskipun sebelumnya dianggap sebagai sel pendukung yang kurang penting dibandingkan dengan neuron, penelitian terbaru menunjukkan bahwa neuroglia memiliki peran yang sangat penting dalam fungsi sistem saraf.

Beberapa tugas utama neuroglia melibatkan:

  • Memberikan Dukungan Struktural: Neuroglia membantu membentuk dan mempertahankan struktur dasar jaringan saraf. Mereka menyediakan kerangka atau kerangka pendukung yang diperlukan untuk mempertahankan integritas fisik sistem saraf.
  • Isolasi dan Perlindungan: Neuroglia membantu menyekat dan melindungi neuron satu sama lain. Mereka membentuk lapisan pelindung yang dapat mencegah substansi kimia yang tidak diinginkan mencapai atau merusak neuron.
  • Penyokong Metabolik: Neuroglia berperan dalam menyediakan nutrisi dan zat penting untuk neuron. Mereka membantu mentransfer nutrisi dan oksigen dari pembuluh darah ke neuron.
  • Penyaringan Ion dan Neurotransmitter: Neuroglia berkontribusi pada regulasi lingkungan kimia di sekitar neuron. Mereka membantu menyaring ion dan neurotransmitter, menjaga keseimbangan kimia yang diperlukan untuk fungsi neuron yang optimal.
  • Partisipasi dalam Proses Imunologi: Beberapa jenis neuroglia, seperti mikroglia, berperan dalam sistem kekebalan tubuh di otak. Mereka dapat merespons infeksi atau kerusakan dan berpartisipasi dalam proses peradangan.
Baca Juga :  Usus Halus: Pengertian, Fungsi, Struktur, Bagian Dan Enzimnya

Fungsi Sel Glia “Neuroglia”

Neuroglia, juga dikenal sebagai sel glia, memainkan banyak peran penting dalam mendukung dan memelihara fungsi sistem saraf. Berikut adalah 30 fungsi neuroglia:

  • Dukungan Struktural: Membentuk kerangka pendukung untuk neuron dan sistem saraf secara keseluruhan.
  • Isolasi dan Perlindungan: Menyekat neuron satu sama lain dan memberikan perlindungan terhadap zat kimia yang tidak diinginkan.
  • Membentuk Mielin: Oligodendrosit (di sistem saraf pusat) dan sel Schwann (di sistem saraf tepi) membentuk lapisan mielin yang membantu dalam isolasi dan percepatan transmisi impuls saraf.
  • Transfer Nutrisi: Menyediakan nutrisi dan oksigen ke neuron.
  • Penyaringan Ion: Membantu dalam regulasi keseimbangan ion di sekitar neuron.
  • Regulasi Lingkungan Kimia: Menjaga keseimbangan kimia yang diperlukan untuk fungsi neuron yang optimal.
  • Penyokong Metabolik: Menyediakan dukungan metabolik bagi neuron.
  • Sintesis dan Sekresi Molekul Penting: Terlibat dalam sintesis dan pelepasan molekul-molekul seperti neurotropin, yang mendukung pertumbuhan dan fungsi neuron.
  • Partisipasi dalam Imunologi: Beberapa jenis neuroglia, seperti mikroglia, berperan dalam sistem kekebalan tubuh di otak.
  • Pembersihan Debris Seluler: Mikroglia bertanggung jawab untuk membersihkan sisa seluler dan mikroorganisme yang dapat merugikan.
  • Regulasi Tekanan Intrakranial: Sel ependimal membantu dalam produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal, yang membantu mengatur tekanan intrakranial.
  • Pertukaran Gas: Melibatkan pertukaran gas antara pembuluh darah dan sistem saraf.
  • Pembentukan Pembatas Hematoensefalik: Membantu membentuk pembatas yang memisahkan darah dan otak, menjaga lingkungan yang stabil bagi neuron.
  • Mendukung Proses Pembelajaran dan Memori: Terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan jalur sinaptik yang mendukung proses pembelajaran dan memori.
  • Regulasi Suhu: Membantu dalam regulasi suhu lingkungan sekitar neuron.
  • Mendukung Proses Pemulihan setelah Cedera: Astrosit berkontribusi pada proses pemulihan dan reparasi setelah cedera otak atau cedera saraf lainnya.
  • Penyaringan Zat-zat Berbahaya: Melindungi neuron dari zat-zat berbahaya atau toksin.
  • Menghasilkan Molekul Adhesi Seluler: Molekul-molekul ini membantu neuron berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.
  • Menyekresikan Faktor Pertumbuhan: Menghasilkan faktor pertumbuhan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan neuron.
  • Regulasi Keseimbangan Ion Kalium: Membantu menjaga keseimbangan ion kalium di sekitar neuron.
  • Pemulihan dari Pencemaran Kimia: Terlibat dalam proses pemulihan setelah paparan pencemaran kimia.
  • Menyekresikan Sitokina: Terlibat dalam respons inflamasi dan kekebalan.
  • Menyokong Proses Penciuman: Meningkatkan fungsi sel saraf dalam sistem penciuman.
  • Regulasi Keseimbangan Kimia Otak: Membantu menjaga keseimbangan neurotransmitter di otak.
  • Pembentukan Jalur Migrasi Sel: Berperan dalam membentuk jalur migrasi sel selama perkembangan embrionik.
  • Mengatur Aliran Darah Otak: Berpartisipasi dalam pengaturan aliran darah ke otak.
  • Melibatkan Pembelahan Sel: Beberapa jenis neuroglia, seperti astrosit, dapat mengalami pembelahan sel untuk memperbaiki kerusakan atau cedera.
  • Menjaga Keseimbangan pH: Membantu menjaga keseimbangan pH di sekitar neuron.
  • Mengatur Pemulihan Setelah Stroke: Berkontribusi pada proses pemulihan setelah serangan stroke.
  • Melibatkan Transmisi Sinyal: Beberapa neuroglia dapat berkomunikasi secara kimiawi untuk mengoordinasikan fungsi sel saraf.
Baca Juga :  Proses Pembentukan Tulang

Struktur Dan Jenis Sel Glia “Neuroglia”

Adapun secara umum terdapat 4 jenis neuroglia di dalam tubuh yang diantaranya yaitu:

Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)

Mikroglia

Mikroglia adalah type dari sel glial yang merupakan bagian dari sistem imun bagi sistem saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit, bersihkan komponen yang bisa mengancam sistem saraf.

Mikroglia bakal berjalan sistem inflamasi ataupun sistem degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Mikroglia dibuat dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang membuahkan monosit. Selain sebagai sel imun, sel ini juga mengeluarkan faktor-faktor yang bisa merangsang pertumbuhan kita.

Oligodendrosit

Oligodendrosit merupakan sel yang berperan untuk membentuk selubung mielin bagi sistem saraf pusat. Oligodendrosit ini bisa dikatakan membawa kegunaan yang sama dengan sel schwann yang ditemukan di sistem saraf tepi.

Oligodendrosit juga tidak punyai kebolehan untuk regenerasi, sehingga rusaknya pada sistem saraf pusat seringkali sebabkan kecacatan permanen. Sel ini membawa substansi lemak yang memutari serabut-serabut aksonnya.

Astrosit

“Astrosit” berasal dari dua kata “astro” yang berarti bintang dan “sit” yang berarti sel. Sesuai dengan namanya tersebut, aritrosit merupakan sel glia yang membawa wujud layaknya bintang. Astrosit merupakan sel yang paling banyak di sistem saraf pusat. Sel ini membawa lebih dari satu kegunaan penting yakni :

  • Menyatukan antar neuron
  • Perbaikan cedera otak
  • Berperan dalam aktifitas neurotransmiter

Terdapat dua type astrosit

  • Astrosit Protoplasma, lebih banyak ditemukan di substansia grise. Sel ini membawa tonjolan dari sitoplasma yang menyebar dari semua permukaan sel. Kadang kadang perluasan sitoplasma ini berakhir pada pembuluh darah kecil sehingga membentuk “perivascular feet”.
  • Astrosit Fibrosa, banyak ditemukan dalam substansia alba. Perbedaanya dengan astrosit protoplasmatis bisa dicermati dari tonjolan sitoplasma yang lebih panjang dan lurus. Di dalam tonjolan berikut juga bisa ditemukan uraian filamen.
Baca Juga :  Struktur Ginjal
Sel Ependim

Sel Ependim melapisi bagian dalam rongga memuat cairan di SSP. Sel ependim merupakan sel yang membawa silia, gerakan dari silia ini ikut berperan dalam mengalirkan cairan serebrospinal di semua ventrikel otak.

Sel ependim juga berfungsi sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak dewasa membawa potensi lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada asumsi yang berlaku kala ini. Selain itu sel ependim juga berfungsi untuk melapisi dan memelihara medulla spinalis serta ikut membentuk cairan serebrospinal.

Sel Glia yang mendominasi Sistem Saraf Tepi

Sel Schwann

Sel Schwann merupakan type sel glia yang membawa kegunaan sebagai pembentuk selubung mielin sel saraf. Namanya diberikan cocok dengan penemunya, yakni Theodor Schwaan, seorang ilmuan dari Jerman.

Sel Schwaan memungkinkan terjadinya transduksi tanda elektrik dari dendrit menuju akson. Pada sistem saraf pusat, tugas dari sel schwann ini dikerjakan oleh sel oligodendrosit.

Proses pembentukan selubung mielin diawali dari penyatuan sitoplasma sel schwann yang membentuk gulungan. Fungsi dari selubung mielin ini adalah untuk mempercepat laju impuls menuju daerah tujuannya.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Fungsi Neuroglia dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.