Filum Chordata: Pengertian, Ciri, Habitat, Struktur, Peranan, Klasifikasi dan Contohnya

Posted on

Chordata – Kata “chordata” berasal dari bahasa Yunani yakni “chorde” yang berarti senar, dawai ataupun tali. Artinya hewan yang masuk ke dalam filum chordata merupakan hewan yang memiliki rangka sumbu tubuh memanjang yang disebut juga dengan notochord atau korda dorsalis.

Secara umum ciri-ciri hewan yang masuk kedalam filum chordata yakni heterotrof, multiseluler, eukariotik serta tidak mempunyai dinding sel. Nah dalam kerajaan atau taksonomi hewan, terdapat tingkatan bernama filum yang merupakan tingkatan dibawah kerajaan dan di atas kelas. Dan salah satu filum tersebut bernama chordata.

Hewan yang masuk ke dalam filum chordata merupakan kelompok hewan vertebrata serta beberapa hewan yang terlihat seperti invertebrata atau dengan kata lain tidak semua chordata merupakan vertebrata. Vertebrata sendiri merupakan hewan yang mempunyai tulang belakang dan masuk sebagai subfilum dari chordata.

Pengertian Chordata

Chordata merupakan suatu filum dalam kingdom Animalia yang mencakup kelompok hewan yang memiliki ciri khas tertentu. Ciri utama dari hewan-hewan dalam filum Chordata adalah adanya notochord, yang merupakan struktur fleksibel seperti batang yang berada di bagian punggung hewan tersebut pada tahap perkembangan tertentu. Notochord ini berfungsi sebagai penyangga dan memberikan dukungan struktural.

Beberapa ciri khas lainnya dari hewan-hewan dalam filum Chordata meliputi:

  • Tubuh beruas: Tubuh hewan-hewan chordata umumnya terbagi menjadi segmen-segmen atau ruas-ruas.
  • Sistem saraf dorsal: Sistem saraf chordata terletak di bagian punggung, dekat notochord.
  • Faringeal gill: Pada tahap perkembangan tertentu, hewan-hewan chordata memiliki gill (insang) yang berasal dari kantung faringeal.
  • Hewan bilateral simetri: Kebanyakan hewan dalam filum Chordata memiliki simetri bilateral pada tubuh mereka.
  • Ekskresi melalui ginjal: Hewan-hewan chordata memiliki organ ekskresi, seperti ginjal, untuk mengatur keseimbangan air dan limbah dalam tubuh.

Filum Chordata dibagi menjadi tiga subfilum utama:

  • Urochordata (Tunicata): Hewan-hewan dalam subfilum ini umumnya disebut sebagai “tunicates” atau “sea squirts.” Pada tahap dewasa, mereka biasanya berbentuk seperti kantong dan tidak menunjukkan ciri notochord.
  • Cephalochordata: Hewan-hewan dalam subfilum ini disebut sebagai “lancelets.” Mereka memiliki notochord sepanjang tubuh, tetapi bentuk tubuh mereka lebih sederhana daripada vertebrata.
  • Vertebrata: Ini adalah kelompok yang paling dikenal dari filum Chordata, yang mencakup hewan-hewan dengan tulang belakang atau vertebrata. Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas, termasuk Pisces (ikan), Amphibia (amfibi), Reptilia (reptil), Aves (burung), dan Mammalia (mamalia).

Chordata mencakup berbagai jenis hewan, mulai dari ikan kecil hingga mamalia besar, dan memiliki peran penting dalam keragaman hayati ekosistem global.

Ciri-Ciri Chordata

Chordata memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari kelompok hewan lain. Berikut adalah ciri-ciri utama dari hewan-hewan dalam filum Chordata:

  • Notochord: Merupakan struktur penyangga yang berada di bagian punggung pada tahap perkembangan tertentu. Notochord memberikan dukungan struktural pada tubuh hewan chordata.
  • Tubuh beruas (metamerisme): Tubuh chordata umumnya terbagi menjadi segmen-segmen atau ruas-ruas, yang mencirikan adanya metamerisme.
  • Sistem saraf dorsal: Sistem saraf chordata terletak di bagian punggung, dekat notochord. Otak dan sumsum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf ini.
  • Faringeal gill: Pada tahap perkembangan tertentu, hewan-hewan chordata memiliki gill (insang) yang berasal dari kantung faringeal. Meskipun tidak semua chordata mempertahankan gill sepanjang hidup mereka, tahap ini sering ditemui pada fase larva.
  • Ekskresi melalui ginjal: Hewan-hewan chordata memiliki organ ekskresi, seperti ginjal, untuk mengatur keseimbangan air dan limbah dalam tubuh.
  • Coelom: Chordata memiliki rongga tubuh yang disebut coelom, yang merupakan rongga berisi cairan di sekitar organ-organ internal. Coelom membantu melindungi organ-organ tersebut dan memungkinkan pergerakan yang lebih leluasa.
  • Ekor: Sebagian besar hewan chordata memiliki ekor, meskipun panjangnya dapat bervariasi antar kelompok. Ekor dapat berfungsi dalam keseimbangan, pergerakan, atau fungsi khusus lainnya.
  • Hewan bilateral simetri: Hewan-hewan chordata umumnya menunjukkan simetri bilateral pada tubuh mereka, yang berarti tubuh mereka dapat dibagi menjadi dua bagian simetris sejajar.
  • Sistem pencernaan lengkap: Hewan chordata umumnya memiliki sistem pencernaan lengkap yang mencakup mulut dan anus.
  • Sirkulasi darah tertutup (pada vertebrata): Vertebrata, kelompok utama dalam chordata, umumnya memiliki sirkulasi darah tertutup yang melibatkan jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga :  Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Bentuk, Pewarnaan Gram, Suhu Dan Kebutuhan Oksigen Lengkap

Ciri-ciri ini membantu mengidentifikasi dan mengelompokkan hewan-hewan dalam filum Chordata, yang mencakup kelompok-kelompok yang sangat beragam seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia.

Habitat Chordata

Chordata mencakup berbagai jenis hewan yang menempati beragam habitat di seluruh dunia. Habitat hewan-hewan chordata dapat sangat bervariasi tergantung pada kelompoknya, baik itu Urochordata (Tunicata), Cephalochordata, atau Vertebrata. Berikut adalah beberapa contoh habitat yang umum ditemui untuk berbagai kelompok dalam filum Chordata:

Habitat untuk Urochordata (Tunicata)

  • Urochordata, atau tunicates, banyak ditemukan di perairan laut.
  • Mereka dapat menempati habitat yang sangat beragam, mulai dari perairan dangkal hingga laut dalam.
  • Beberapa tunicates melekat pada substrat seperti batu karang atau tanaman laut, sementara yang lain bisa bebas bergerak di perairan.

Habitat untuk Cephalochordata

  • Cephalochordata, atau lancelets, biasanya ditemukan di dasar laut di perairan dangkal.
  • Mereka sering hidup di pasir atau lumpur di dasar laut.
  • Lancelet mencari makanan di sekitar substrat dengan menyaring partikel makanan dari air.

Habitat untuk Vertebrata (Vertebrata terdiri dari beberapa kelas, seperti Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia)

  • Pisces (Ikan):
    Ikan dapat ditemukan di berbagai habitat air, termasuk sungai, danau, laut, dan kolam air tawar.
    Beberapa ikan migrasi antara air tawar dan air laut.
  • Amphibia (Amfibi):
    Amfibi menghabiskan sebagian hidup mereka di air dan sebagian di darat.
    Mereka dapat ditemukan di hutan lembab, rawa, dan perairan air tawar.
  • Reptilia (Reptil):
    Reptil dapat menghuni berbagai habitat, seperti padang pasir, hutan, sabana, dan air tawar atau laut.
    Beberapa reptil bersifat semiterestrial, sementara yang lain sepenuhnya darat atau air.
  • Aves (Burung):
    Burung dapat menghuni berbagai habitat, termasuk hutan, padang rumput, lahan basah, dan laut.
    Spesies burung migran dapat menempuh perjalanan jarak jauh antar habitat selama musim berbeda.
  • Mammalia (Mamalia):
    Mamalia dapat ditemukan di berbagai habitat, seperti hutan, padang rumput, gurun, air tawar, dan laut.
    Beberapa mamalia bersifat arboreal (hidup di pohon), sedangkan yang lain bersifat terestrial atau akuatik.
    Keseluruhan, chordata mencakup kelompok hewan yang sangat beragam, dan kemampuannya untuk menghuni berbagai habitat merupakan salah satu faktor utama dalam kesuksesan evolusinya.

Struktur Tubuh Chordata

Struktur tubuh hewan-hewan dalam filum Chordata mencakup berbagai ciri khas yang membedakannya dari kelompok hewan lain. Meskipun variasi struktur tubuh dapat terjadi antara kelompok-kelompok chordata, terdapat beberapa ciri umum yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah beberapa struktur tubuh utama dalam chordata:

  • Notochord:
    Notochord adalah struktur fleksibel seperti batang yang memberikan dukungan struktural pada tubuh hewan chordata.
    Pada tahap perkembangan tertentu, notochord menjadi fitur yang menonjol pada embrio chordata.
    Pada vertebrata (subfilum chordata yang paling dikenal, seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia), notochord dapat digantikan oleh tulang belakang atau vertebrata.
  • Tubuh Beruas (Metamerisme):
    Tubuh chordata umumnya terbagi menjadi segmen-segmen atau ruas-ruas, yang mencirikan adanya metamerisme.
    Metamerisme dapat dilihat pada vertebrata maupun kelompok lainnya dalam chordata.
  • Sistem Saraf Dorsal:
    Sistem saraf chordata terletak di bagian punggung, dekat notochord.
    Sistem saraf ini melibatkan otak dan sumsum tulang belakang.
  • Faringeal Gill:
    Pada tahap perkembangan tertentu, hewan-hewan chordata memiliki gill (insang) yang berasal dari kantung faringeal.
    Tahap ini khususnya mencolok pada beberapa kelompok chordata seperti ikan.
  • Ekskresi Melalui Ginjal:
    Hewan-hewan chordata memiliki organ ekskresi, seperti ginjal, untuk mengatur keseimbangan air dan limbah dalam tubuh.
  • Coelom:
    Chordata memiliki coelom, yaitu rongga tubuh yang berisi cairan dan mengelilingi organ-organ internal.
    Coelom membantu melindungi organ-organ internal dan memberikan dukungan struktural.
  • Ekor:
    Sebagian besar hewan chordata memiliki ekor, meskipun panjangnya dapat bervariasi antar kelompok.
    Ekor dapat berfungsi dalam keseimbangan, pergerakan, atau fungsi khusus lainnya tergantung pada kelompok dan spesiesnya.
  • Hewan Bilateral Simetri:
    Hewan-hewan chordata umumnya menunjukkan simetri bilateral pada tubuh mereka, yang berarti tubuh mereka dapat dibagi menjadi dua bagian simetris sejajar.
  • Sistem Pencernaan Lengkap:
    Hewan chordata umumnya memiliki sistem pencernaan lengkap yang mencakup mulut dan anus.
  • Sirkulasi Darah Tertutup (pada Vertebrata):
    Vertebrata, kelompok utama dalam chordata, umumnya memiliki sirkulasi darah tertutup yang melibatkan jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga :  Enzim: Pengertian, Macam, Cara Kerja, Klasifikasi Dan Contohnya

Ciri-ciri ini membantu mengidentifikasi dan mengelompokkan hewan-hewan dalam filum Chordata serta memberikan dasar struktural untuk keberagaman biologi yang ada di dalamnya.

Peranan Chordata

Chordata memiliki peran penting dalam ekosistem dan keberlanjutan hayati di berbagai lingkungan. Berikut adalah beberapa peranan utama chordata:

  • Pemangsa dan Mangsa:
    Banyak anggota chordata, terutama vertebrata, berperan sebagai pemangsa atau mangsa dalam rantai makanan.
    Contohnya, ikan sebagai pemangsa dalam ekosistem air, burung sebagai pemangsa serangga, dan mamalia sebagai pemangsa atau mangsa dalam ekosistem darat.
  • Ekosistem Aquatik dan Terestrial:
    Hewan-hewan chordata menghuni berbagai tipe habitat, baik di ekosistem air seperti laut, sungai, dan danau, maupun di ekosistem darat seperti hutan, padang rumput, dan gurun.
    Kontribusi mereka dalam ekosistem membantu menjaga keseimbangan dan keanekaragaman hayati.
  • Pembersih Ekosistem:
    Beberapa spesies chordata, seperti ikan pembersih atau burung penggembala, berkontribusi pada menjaga kebersihan ekosistem dengan memakan sisa-sisa makanan dan parasit dari hewan lain.
  • Penyerbuk dan Penyebar Biji:
    Burung dan beberapa mamalia chordata berperan sebagai penyerbuk dalam ekosistem dengan membantu menyebarkan serbuk sari tumbuhan, yang mendukung proses pembuahan dan reproduksi tumbuhan.
    Beberapa mamalia chordata, seperti kelelawar dan burung, juga berperan dalam penyebaran biji tanaman.
  • Ekosistem Laut dan Karbon:
    Hewan-hewan chordata di laut, seperti ikan, berperan dalam menyusun ekosistem laut dan menjaga keseimbangan populasi plankton dan makhluk laut lainnya.
    Mamalia laut, seperti paus, berperan dalam mengurangi jumlah plankton dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut.
    Penyerapan karbon oleh organisme laut, termasuk hewan-hewan chordata, dapat berdampak pada siklus karbon global.
  • Indikator Kesehatan Lingkungan:
    Keberadaan dan kesehatan populasi chordata dapat digunakan sebagai indikator kesehatan ekosistem dan lingkungan.
    Penurunan populasi chordata tertentu dapat menunjukkan masalah ekologis atau lingkungan yang perlu diperhatikan.
  • Penting dalam Penelitian Ilmiah:
    Hewan chordata, terutama mamalia, sering menjadi subjek penelitian ilmiah dalam bidang biologi, kedokteran, dan zoologi.
    Penelitian pada chordata membantu memahami prinsip-prinsip dasar biologi, evolusi, dan berbagai aspek kesehatan manusia.

Peran chordata mencakup sejumlah fungsi ekologis dan ekonomis yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kehidupan di Bumi.

Klasifikasi Dan Contoh Chordata

Secara teksonimi hewan yang masuk ke dalam filum chordata terbagi lagi menjadi 4 subfilum. Subfilum tersebut diantaranya yaitu:

Urochordata

Urochordata diambil dari kata “uro” yang dalam bahasa latin berarti ekor. Subfilum ini juga sering disebut sebagai tunikata dari kata “tunicate” yang memiliki arti mantel.

Hal ini dikarenakan kelompok hewan tersebut menghabiskan hidupnya dengan menempel pada bebatuan sehingga terlihat seperti mantel. Namun ada sebagian kecil yang hidup seperti plankton.

Adapun ciri-ciri urochordata yakni:

  • Lapisan luar tubuh adalah lapisan transparan.
  • Terdapat lubang mulut ke arah dalam yang tersambung dengan saluran pendek dan lebar disebut stomodium. Saluran tersebut diteruskan ke bagian kamar besar bernama faring atau branchialis.
  • Sistem pencernaan berupa esophagus yang merupakan perpanjangan dari faring. Bagian ini berfungsi sebagai jalur bagi makanan menuju ke lambung untuk kemudian berakhir di usus.
  • Bernapas dengan insang.
  • Organ reproduksi menyatu. Letak ovarium berada di sisi kanan sedangkan organ testis terdapat di bagian kiri tubuh.
  • Pertukaran zat atau ekskresi melalui sirkulasi udara.

Contoh dari hewan yang masuk sebagai urochordata: Ascidiacea atau sea squirt.

Cephalochordata

Cephalochordata beradal dari dua kata bahasa Yunani yakni “cephale” yang berarti kepala dan “chorde”. Cephalochordata juga dikenal dengan sebutan acrania.

Adapun ciri-ciri hewan cephalochordata yakni:

  • Terdapat notochord, saraf dorsal, dan celah faring yang telah berkembang dengan baik.
  • Memiliki bentuk tubuh seperti ikan pipih yang memanjang, tanpa sirip serta transparan.
  • Terdapat insang yang mempunyai aliran darah pada bagian ventral dan mengalir ke depan. Untuk bagian dorsal, darah mengalir ke bagian belakang.
  • Terdapat alat peraba di area mulut bernama sirus.
  • Memiliki bintik mata dan alat pembau di bagian ujung kepala.
  • Bereproduksi secara seksual dengan alat kelamin terpisah, dilakukan secara eksternal yang membuat sel telur bertemu sperma di luar tubuh.

Contoh dari hewan cephalochordata : Lancelet.

Lancelet berbentuk seperti ikan namun tidak memiliki sirip, berukuran kecil dengan bentuk tubuh memanjang seperti pisau dan transparan. Hidup dengan cara menguburkan tubuh di dalam pasir di dasar laut tropis.

Agnatha

Subfilum berikutnya adalah agnatha yang berarti hewan yang tidak memiliki rahang.

Baca Juga :  Pengertian Crustacea

Ciri-ciri dari hewan agnatha antara lain:

  • Mempunyai struktur kulit yang licin, tidak ada sisik, dan dilengkapi dengan kelenjar lendir.
  • Bentuk badan memanjang seperti silinder dengan ekor pipih.
  • Terdapat sirip tengah dorsal yang mempunyai tulang-tulang sirip seperti tulang rawan.
  • Mempunyai sepasang mata.
  • Bentuk mulut pengisap dengan tentakel di bagian pinggiran mulut.
  • Memiliki jantung dengan dua ruang berupa bilik dan serambi.
  • Melakukan repoduksi secara eksternal atau di luar tubuh.
  • Sebagian besar hewan hidup di kawasan perairan dan hidup sebagai parasit.

Contoh hewan agnatha: Hagfish dan lamprey.

Vertebrata

Vertebrata atau craniata merupakan kelompok hewan yang memilki ruas-ruas tulang belakang sebagai perkembangan dari notochorda. Ciri umum dari vertebrata yakni:

  • Memiliki bentuk kepala yang jelas dengan otak yang terlindungi oleh tulang kepala.
  • Memiliki dua pasang rahang.
  • Bernapas dengan menggunakan paru-paru, kulit, atau insang.
  • Memiliki alat gerak berupa sirip, sayap, kaki, ataupun tangan.
  • Bereproduksi secara seksual, kelamin terpisah, fertilisasi eksternal atau internal.
  • Darah mengandung hemoglobin.
  • Memiliki sepasang mata dan telinga.

Subfilum vertebarata terbagi menjadi lima kelas, antara lain:

Kelas Amphibia

Hampir sebagian besar hewan dari kelas amphibia memiliki tahap larva di dalam air. Namun setelah dewasa, hewan tersebut akan hidup di darat. Dan akan kembali lagi ke air saat kawin dan bertelur.

Ciri-ciri amphibia:

  • Memiliki kulit yang lembab yang berfungsi sebagai alat pernapasan. Hal ini disebabkan karena paru-parunya yang berukuran kecil sehingga kurang efisein untuk pertukaran gas.
  • Alat kelamin terpisah dengan proses pembuahan dilakukan secara eksternal dengan mengeluarkan telur dan sperma di dalam air.
  • Terjadi perubahan bentuk tubuh mulai dari larva hingga dewasa. Proses tersebut dikenal dengan istilah metamorfosis.

Contoh hewan amphibia: Katak, kodok dan salamander raksasa.

Kelas Pisces

Kelompok pisces termasuk ke dalam hewan akuatik yang artinya hanya dapat hidup di dalam air. Ciri-ciri hewan kelas pisces antara lain:

  • Sistem pernapasan ikan menggunakan insang. Terkadang menggunakan gelembung renang atau gelembung udara sebagai alat bantu pernapasan.
  • Alat gerak berupa sirip, tubuh tertutup oleh sisik yang sekaligus sebagai rangka luar tubuh.
  • Berkembang biak dengan seksual dan ovipar (bertelur).

Contoh hewan kelas pisces: ikan hiu, ikan pari, lele, belut, ikan mas, dan lainnya.

Kelas Aves

Kelas aves atau burung merupakan hewan yang memiliki bulu di seluruh tubuhnya, kecuali bagian kaki dan paruh karena terbuat dari keratin. Ada sekitar 9.000 spesies dari kelas aves di dunia.

Ciri-ciri kelas aves antara lain:

  • Tidak memiliki gigi untuk mengunyah makanan akan tetapi terdapat tembolok.
  • Mempunyai sayap untuk terbang. Namun ada beberapa aves yang tidak dapat terbang meskipun memiliki sayap.
  • Memiliki suhu tubuh yang tetap atau homoisoterm.
  • Bernapas dengan menggunakan paru-paru dan dibantu oleh pundi-pundi udara saat terbang.
  • Bereproduksi dengan cara bertelur. Proses fertilisasi terjadi di dalam tubuh betina.

Contoh hewan kelas aves: burung unta, pinguin, merpati, ayam, bebek, dan lain sebagainya.

Kelas Reptilia

Hewan dari kelas reptilia dikenal juga sebagai hewan melata yakni berjalan dengan menempelkan perut di atas tanah. Ciri-ciri hewan kelas reptilia antara lain:

  • Tubuh dipenuhi oleh sisik.
  • Termasuk hewan berdarah dingin. Beberapa spesies gemar berjemur di bawah sinar matahari untuk meningkatkan suhu tubuhnya.
  • Bernapas dengan menggunakan paru-paru.
  • Bergerak dengan menggunakan keempat kakinya. Namun untuk ular bergerak dengan menggunakan perut.
  • Berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) atau bertelur melahirkan (ovovivipar).

Contoh hewan kelas reptilia: kura-kura, ular, penyu, kadal, buaya, cicak, komodo, dan lain sebagainya.

Kelas Mamalia

Kata mamalia berasal dari kata “mammae” yang berarti kelenjar susu. Kelenjar susu tersebut berfungsi sebagai sumber makanan bagi anak-anaknya dan hanya dihasilkan oleh betina.

Ciri-ciri hewan kelas mamalia:

  • Memiliki kelenjar susu.
  • Bernapas dengan menggunakan paru-paru.
  • Memiliki alat gerak berupa kaki, tangan, ataupun ekor.
  • Tubuh tertutup oleh rambut.
  • Bentuk gigi yang berbeda yang terbagi menjadi gigi taring, gigi seri, dan gigi geraham.
  • Terdapat kuku atau cakat di bagian jarinya.
  • Berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar) ataupun ovovivipar (bertelur melahirkan).
  • Memiliki tempat perkembangbiakan embrio bernama uterus.

Contoh hewan kelas mamalia: paus, kanguru, sapi, tikus, kucing, monyet, dan lain sebagainya.

Demikianlah pembahasan mengenai Chordata semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.